Contoh Hukum Adat di Suatu Daerah Luar Negeri (India)
1. Kelahiran (Sewaktu Mengandung)
Adat Valaikaappu adalah adat yang dilakukan ketika kandungan sulung
wanita hamil menjangkau usia tujuh hingga sembilan bulan. Wanita
hamil tersebut akan dipakaikan sebentuk gelang tangan baru yang
dikenali sebagai Suulkaappu. Suul bermaksud`kandungan ibu dan Kaappu pula bermaksud 'perlindungan'.
Gelang ini dipakai bertujuan untuk melindungi bayi di dalam kandungan daripada
kesukaran semasa bersalin. Adat Valaikaappu diadakan pada hari dan masa yang baik menurut calendar
India. Upacara ini akan diadakan di rumah suami atau ibu bapa dan disertai
oleh kaum wanita yang telah bersuami dan mempunyai anak yang dipanggil cumanggali.
Gelangtangan
yang dipakaikan dalam upacara ini terdiri daripada beberapa jenis yaitu
gelangkaca, pancalogam dan emas mengikut kemampuan masing-masing. Setelah
anakdilahirkan, gelang tangan emas tersebut akan dileburkan untuk dibuat
perhiasan bagi bayi tersebut dan akan dipakaikan pada hari pemberian
nama.Pada hari upacara dilakukan, hadiah kepada wanita hamil tersebut yang
dikenali sebagai ciir diatur
kedalam dulang yang mempunyai bilangan ganjil.Hadiah ini termasuk barang
kemas, sari, gelangtangan, serbuk kumkum, kunyit, buah-buahan, sirihpinang,
sikat dan cermin serta pelbagai manisan.Hadiah di dalam dulang ini akan diletak
di ruangtamu dan seterusnya upacara memandikan wanitahamil tersebut diadakan.
Upacara ini juga dikenalisebagai mutugu
niir (kulittal) Wanita hamil tersebut didudukkan di bilik mandi dan
dimandikan dengan air seperti air susu, airkunyit, air kelapa muda, air
mawar dan bunga-bungaan. Setelah mandi, wanita hamiltersebut akan dihias
seperti pengantin dan seterusnya akan dikalungkan dengan kalungan bunga oleh
suaminya. Wanita hamil tersebut dipakaikan dengan sari perkahwinan atau
sari baru yang dibeli oleh ibu bapanya dan didudukkan di ruang
tamu.Seterusnya lampu minyak kuttu
vilakku dihidupkan sebagai memohon restu Tuhan dansebagai memulakan
upacara. Berbagai makanan juga disediakan khas bagi wanita hamil tersebut
seperti pelbagai jenis nasi, kuih muih, buah-buahan dan bunga-bungaan.
2. Upacara
Kematian
Dalam
masyarakat India, mayat akan dibakar atau dikebumikan. Untuk melaksanakan
upacara ini, berbagai adat tertentu akan dilakukan.
Semasa
Kematian : Sekiranya seseorang itu telah meninggal dunia,
mayat akan diletakkan di ruang tamu.Kepala mayat dihadapkan ke arah selatan dan
sebuah lampu minyak atau kaamaatci amman vilakku dipasang dinyalakan. Kemudian
sebiji kelapa terbelah dua dan sirih pinang diletakkan berhampiran si mati. Serbuk suci
atau tiruniiru disapu pada dahi si mati sebelum disembahyang. Setelah itu
barulah si mati dibalut dengan menggunakan kain. kunyit disapu pada mata untuk
membunuh kuman dan seterusnya duit syiling diletakkan di atas dahi. Sirih
pinang ditumbuk dan dimasukkan ke dalam mulut dan lubang hidung akan
disumbatkan dengan kapas.. Mayat akan dimandikan terlebih dahulu dan dibaringkan
di atas katil diruang tamu atau halaman rumah. Selepas dimandikan, si mati akan
dipakaikan dengan pakaian baru yaitu sari bagi mayat perempuan dan dhoti bagi
mayat lelaki.
3. Upacara Pernikahan
Di
India upacara pernikahan Seperti adat penikahan dengan mengelilingi api suci
sebanyak 7 kali, akan dilakukan oleh semua masyarakat India tanpa memandang agama.
Bahkan sistem perjodohan masih banyak dilakukan, dan bukan merupakan hal yang
tabu.
Pernikahan
India selalu erat dengan beberapa simbol seperti, pohon dan buah mangga,
manisan, selendang, cincin kaki, dan susu. Dengan adanya simbol tersebut,
diharapkan rumah tangga kedua mempelai akan dipenuhi kemakmuran, kemanisan
seperti manisnya mangga, manisan, dan susu. Mempelai pria tidak hanya
memakaikan cincin di tangan pasangannya, namun juga di jari kaki pasangannya,
hal ini menunjukan rasa hormat dan komitmen melayani dari suami pada istrinya.
Selendang merah yang mewah dan penuh dengan manik-manik digunakan sebagai
pengikat saat kedua mempelai mengelilingi api suci dan mengucapkan sumpah
pernikahan.
Satu lagi simbol yang paling kita kenal dari India, yaitu titik manis di dahi
setiap perempuan India yang disebut Bindi. Tidak hanya sebagai pemanis dan
menambah kesan anggun saja, namun Bindi juga memiliki makna tertentu. Bindi
yang berwarna hitam, berwarna-warni, dan berbentuk-bentuk, biasa digunakan oleh
perempuan yang belum menikah. Apabila perempuan itu sudah bersuami, ia akan
menggunakan bindi bulat berwarna merah. Bindi dan cincin kaki harus selalu
dikenakan oleh perempuan India yang sudah menikah, sebagai tanda
penghormatannya terhadap suami. Apabila seorang perepuan tidak mengenakan
bindi, berarti suaminya akan dianggap sudah meninggal.
Dalam
acara pernikahan ini, para tamu undangan juga akan dihibur dengan Tari Ular,
yang merupakan tarian khas India. Tarian ini bisanya ditarikan oleh penari yang
sudah dilatih sejak kecil, sehingga mereka memiliki tubuh dan gerakan yang
sangat lentur layaknya seekor ular. Tidak hanya itu, makanan khas India juga
disajikan dalam pelajaran ini. Kelompok India memperkenalkan beberapa makanan
khas seperti Samosa, Gulap Jamun (manisan India), dan Roti Canai. Tentu saja
bagian makanan ini yang paling ditunggu-tunggu oleh teman-teman, agar dapat mencicipi
kuliner India.